Bagaimana Cara Mengolah Dan Menggunakan Kebebasan Yang Diberikan

Setiap orang pasti memiliki kisah atau perjalanan yang berbeda-beda. Meskipun lahir di lingkungan yang sama. Bahkan di besarkan oleh orang tua yang sama. Pasti setiap dari orang itu memiliki perjalanan hidup yang berbeda. Apalagi semakin tumbuh besar. Semakin banyak lagi perbedaan yang akan dimiliki setiap orang. Ada yang memiliki happy ending ada juga yang sad ending. Jadi jangan pernah menjudge hidup orang sembarangan. Bisa jadi apa yang mereka lewati jauh lebih sulit dari yang kita alami.

Bagaimana Cara Mengolah Dan Menggunakan Kebebasan Yang Diberikan

Berbicara soal pergaulan. Biasanya semakin dewasa seseorang, maka akan semakin bebas dan luas ruang pergaulannya. Sehingga kembali lagi pada orangnya. Apakah dia akan mengikuti alur dari pergaulan itu, atau akan tetap kontrol dan menjadi dirinya. Dan melihat orang-orang yang merantau. Pasti kebebasannya lebih besar. Karena tidak ada orang tua yang akan mengawasi.

Jadi balik ke kita menggunakan kebebasan itu seperti apa. Seperti salah satu teman saya, yang biasanya dikekang. Tidak dikekang, tapi lebih ke keluarganya yang agamis sekali, bahkan orang tua juga om tante nya salah satu aktivis di tempat ibadahnya. Dan saat dia merantau, ia merasakan kebebasan yang utuh. Dan dia seorang yang ekstrovert, sehingga sebagian besar waktunya akan bersama teman-teman. Jadi dia memiliki banyak sekali teman nongkrong.

Dan karena saya sudah pindah di jakarta, dan dekat kampusnya. Dia sering main ke tempat saya. Bahkan bisa menginap sampai sebulan penuh. Karena dia tidak bisa sendiri di kos lama-lama. Dan kadang dia hilang, entah dengan kelompok nya yang lain atau berpacaran. Dan satu waktu dia sudah lama tidak ke kosan saya dan saat dia datang, dia tampak yang biasa saja. Dan dia jika sedang banyak pikiran, maka tidak akan ada napsu makan sama sekali.

Sampai dia bisa lupa dia sudah 5 hari tidak makan sama sekali. Hanya rokok, dan kopi. Begitu terus setiap hari. Dan satu waktu di telpon sama salah satu temannya dan mengatakan dia di rumah sakit dan habis lahiran. Betapa kagetnya saya, karena baru 3 bulan lalu dia main di tempatku dan tidak terlihat hamil. Dan selama dia hamil tidak ada satupun orang yang tahu, hanya dia dan pacarnya. Dan saat dia berada di kosan salah satu teman kami, dia ternyata sudah 9 bulan, dan dia sendiripun tidak tahu.

Karena tidak pernah kontrol atau apapun itu. Dan saat dia merasa perutnya sakit, dia pikir dia maag. Dan akhirnya makan itu pun, hanya bisa masuk beberapa suap. Sudah minum obat maag, tapi tidak ada perubahan. Dan perutnya semakin sakit. Dan saat dia ke toilet, mau buang air kecil. Tiba-tiba dia teriak ke teman kami. Dan ternyata kepala baby nya sudah mulai keluar. Wah panik, panik sekali. Dan mungkin orang lain yang mendengarnya akan menyalahkannya. Tapi apakah kalian memikirkan apa yang dirasakannya? Seberat apa yang dia lalui itu semua sendiri? Pikirkan semua baru anda menjudge cerita seseorang.