Saya pernah membaca satu cerita dari bukunya Ajahn Brahm, seorang bhikku dari Australia. Dia terkenal dengan kebijaksanaannya. Dan dia sekarang menjadi seorang bhikku yang berpusat di vietnam. Dan dia terkenal dengan beberapa buku motivasinya dan salah satunya adalah buku cacing dan kotoran kesayangannya. Bagi anda yang senang dengan membaca buku, apalagi senang dengan berbagai kata motivasi, saya sangat merekomendasikan buku dari Ajahn Bhram.
Suatu Kisah Nyata Yang Membuka Pikiran Kita Yang Lain
Di salah satu bukunya yang berjudul cacing dan kotoran kesayangannya. Saya sendiri terpanah dengan salah satu kisah yang ia ceritakan. Ajahn Brahm sendiri seorang bhikku yang banyak melakukan perjalanan. Perjalanan ibadah, dan perjalanan memberikan ceramah. Perjalanan ceramahnya sendiri kemana saja. Ada yang ke rumah sakit, sekolah, tempat ibadah, rumah duka, seminar, bahkan penjara sekalipun. Dan ini merupakan salah satu kegiatan wajibnya.
Dan dia mencerikan satu kisahnya saat berceramah di satu penjara dalam cukup rutin seperti sekali dalam seminggu. Dan dia membawakan cerita ini dengan ringan. Dia menceritakan pertama kali dia membawakan ceramah, di dalam satu ruangan dengan berisikan sekitar 30an narapidana. Dan hanya mereka saja. Dan tidak ada polisi yang mengawasi di dalam ruangan. Bisa kalian bayangkan bagaiman jika tiba-tiba terjadi hal yang tidak diinginkan di dalam sana?
Tapi Ajahn Brahm hanya mengatakannya sebagai sebuah lelucon. Dan di beberapa pertemuan awal, berjalan cukup lancar. Ada beberapa terlihat mendengarkan dan menyimak. Ada yang lain terlihat bodoh amat. Mungkin karena mereka malas mengikuti ceramah, tapi setidaknya dengan mengikuti ceramah tersebut, mereka terbebas dari beberapa pekerjaan. Dan berjalan waktu, semakin banyak narapidana yang memperhatikan ceramahnya, bahkan ada beberapa yang melemparkan pertanyaan padanya.
Namun ada satu orang yang dia lihat, dari awal sampai dengan pertemuan itu, dia terlihat tidak menikmati, dan dia pendiam, bahkan tidak pernah bertanya atau lainya. Dan pada akhirnya di pertemuan berikut setelah ceramah selesai orang ini menyampiri dan mengatakan dia menyukai ceramah-ceramahnya. Dan sesuatu yang mengkagetkan Ajahn Brahm. Karena ini dikatakan oleh orang yang pendiam bahkan terlihat tidak memperhatikan ceramahnya.