Kadang seseorang tidak ingin membuat orang sekitarnya khawatir, dengan menunjukkan mereka tidak apa-apa, mereka kuat, mereka bisa, dan semua terkendali. Tapi kadang itu tidak mudah, memang membutuhkan ekstra tenaga. Memang niat yang baik, tapi membuat orang semakin khawatir. Kadang jika melihat dari sudut pandang si pelaku misalnya A, dia hanya ingin membuat semua berjalan baik, sehingga orang-orang tidak perlu khawatir. Dia senang melakukan itu, karena melihat orang yang dia sayangi tenang itu akan membuatnya semangat. Tapi jika melihat dari poin B, yang peduli dan khawatir karena si A melakukannya, takut akan menyakiti si A sendiri. Kadang kondisi seperti ini, saya sulit menentukan yang mana benar dan tidak, dan dimana sumber masalahnya.
Mencari Jati Diri Dengan Menolak Kebaikan Orang lain
Kadang seseorang dengan tulus melakukan hal baik, memberikan yang baik, tanpa ada pikiran atau berekpektasi akan feedback. Kalaupun di berikan sesuatu yang baik, dan tidak di balas yang baik juga, itu menjadi bonus baginya. Sehingga membuat wah rasa senang yang berlebih, padahal jika dibilang, ya dia pantas mendapatkannya. Tapi kadang ada yang tidak menerima saat kita berbuat baik. Seperti menolak kebaikan. Entah apa yang dipikirkan. Tapi kadang sedikit heran juga. Orang ini menginginkan di treat baik. Saat diberikan malah tidak menerima. Tidak menerima secara langsung.
Didepannya menerima, tapi ternyata tidak. Ini yang membingungkan. Sehingga ia memberikan feedback yang kurang, dengan mencari kekurangan dari yang memberikan. Dan orang seperti ini kadang merasa semua seperti kompetisi, bersaing, jadi saat dia tidak mendapatkan apa yang dia inginkan, dan orang lain yang mendapatkan apa yang dia inginkan, bisa dibilang ini bentuk iri hati. Iri hati tapi tidak ingin mengakui iri hati. Sehingga dia akan membuat sesuatu sehingga dia mendapatkan respon yang dia inginkan. Jadi sesaat respon itu berbalik ke arahnya, dia akan merasa menang.
Dan ini menjadi sesuatu yang tidak baik. Saat orang menyadari akan sifat aslinya, dan memilih meninggalkannya, ini hanya akan menciptakan pandangan baginya seperti kok gak adil dunia. Dia sudah berusaha keras, dia sudah berlajar dengan cepat, menciptakan prestasi, tapi dia tidak mendapatkan apa yang dia butuhkan. Intinya, dia masih dalam tahap mencari jati diri.