Salah satu diet yang sangat populer saat ini karena menjanjikan penurunan berat badan yang signifikan adalah metode diet telur rebus. Ya, sesuai dengan namanya maka metode diet ini mengharuskan Anda untuk mengonsumsi beberapa butir telur setiap harinya dengan ditemani oleh beberapa jenis makanan tanpa lemak lainnya seperti buah-buah dengan kalori rendah serta sayuran yang tidak mengandung zat tepung.
Banyak yang meyakini bahwa menjalani diet telur rebus ini secara konsisten akan sangat membantu dalam upaya menurunkan berat badan. Namun tidak sedikit yang justru menganggap metode diet ini tidak efektif dan merasa sangat sulit untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, maka di artikel ini akan membahas mengenai metode diet telur rebus apakah benar-benar efektif untuk diterapkan ataupun tidak dalam upaya menurunkan berat badan.
Karena mengonsumsi makanan berkalori rendah maka hal itu akan membuat tubuh kita mengalami defisit kalori yang artinya kita mengkonsumsi jumlah kalori yang lebih sedikit daripada yang harus dibakar oleh tubuh kita setiap harinya. Meskipun ada beberapa faktor lain dalam manajemen berat badan, namun defisit kalori ini merupakan salah satu faktor utama untuk menurunkan berat badan.
Metode ini terbukti bekerja dengan baik dalam 12 studi yang dilakukan yang menunjukkan adanya penurunan berat badan secara signifikan dalam jangka pendek. Selain itu, metode diet ini juga diketahui mampu memperbaiki beberapa risiko terkait dengan penyakit jantung seperti tekanan darah.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 164 orang yang memiliki indeks massa tubuh (BMI) sebesar 25 atau lebih menunjukkan bahwa menjalankan diet rendah karbohidrat selama kurang lebih 20 minggu akan membuat peningkatan metabolisme tubuh serta penurunan kabar hormon lapar ghrelin jika dibandingkan dengan menerapkan diet tinggi karbohidrat.
Akan tetapi, satu hal yang perlu diperhatikan adalah diet ini sangat efektif ketika diterapkan di awal karena jika kita kembali menerapkan diet normal setelah menjalani diet rendah karbohidrat, maka berat badan kita dipercaya akan kembali bertambah dengan cukup cepat. Karena hal itu, maka diet ini bisa dikategorikan sebagai salah satu metode diet yang kurang efektif jika diterapkan dalam jangka panjang yang berkelanjutan